Oleh
: Irvani Utami
Di suatu tepi kota yang sangat indah, hiduplah 3 orang
sahabat bersama seorang guru mereka. Persahabatan mereka telah terbentuk dari
mereka kecil karena dari bayi mereka bertiga di asuh oleh sang guru. Mereka ialah
Dani, Tono dan Rendi.
Mereka
sangat pengetian dan saling tolong menolong. Jika ada satu yang sakit, maka
yang lain akan menggantikan tugas sahabat mereka yang sakit. Begitu pula jika
ada yang mendapatkan kesenangan, maka akan dibagi kepada sahabat-sahabatnya. Suka
dan duka mereka selalu bersama.
Suatu hari, sang guru memerintahkan mereka untuk mencari
sebuah harta karun berdasarkan peta yang baru ia temukan. Karena merasa tak
sanggup berjalan jauh, sang guru mempercayakan pencarian harta karun ini kepada
3 orang murid kesayangannya.
Mendengar perintah sang guru, mereka bertiga sangat
bahagia dan membayangkan kekayaan yang akan diperoleh jika telah menemukan
harta tersebut. Dani berpikir akan
membuka sebuah perusahaan besar jika telah menemukan harta tersebut. Tono ingin
pergi keliling dunia sedangkan Rendi ingin membeli sebuah pulau jika telah
menemukan harta tersebut. Semuanya sibuk dengan pikiran masing-masing.
Esok harinya, mereka berangkat dengan bekal seadanya dan
doa dari sang guru. Berdasarkan peta, mereka menuju sebuah sungai besar yang
terletak di utara. Dengan penuh semangat mereka mencari sungai tersebut. Di tengah
perjalanan, mereka kembali sibuk dengan pemikiran masing-masing jika telah
menemukan harta karun tersebut.
Tanpa sepengetahuan Rendi, di tengah perjalanan Dani dan
Tono berencana untuk menyingkirka Rendi dari pencarian harta karun agar harta
yang mereka dapat bisa lebih banyak. Maka, disusunlah rencana untuk
menyingkirkan sahabat mereka sendiri.
Sesampainya di sungai, mereka beristirahat karena malam
telah larut. Ketika Rendi sedang tertidur pulas, Dani dan Tono menyekap sahabatnya dan
menghanyutkannya ke sungai. Mereka tega menghabisi nyawa sahabatnya sendiri
demi sebuah harta karun yang belum jelas.
Esok harinya, Dani dan Tono melanjutkan perjalanan menuju
sebuah goa yang diyakini sebagai tempat penyimpanan harta karun. Di tengah perjalanan kesana, mereka harus
melewati bukit yang terjal dan jurang yang dalam. Ketika mereka berada di tepi
jurang, Tono dengan sengaja mendorong Dani hingga jatuh ke dasar jurang. Sekali
lagi, ia rela mengakhiri nyawa sahabatnya demi harta yang belum jelas.
Akhirnya, Tono sampai di goa yang ia tuju. Dengan senyum
ia membuka kotak yang diyakininya berisi harta yang sangat ia cari. Namun,
ketika membuka kotak tersebut ia merasa sangat terpukul karena hanya berisi
selembar kertas. Ternyata, kertas tersebut ialah pesan dari gurunya sendiri.
“Jika kalian bersama telah membaca kertas ini, berarti
kalian telah berhasil menemukan harta tersebut. Namun, jika salah satu saja
dari kalian tidak membaca surat ini berarti harta itu telah hilang. Karena harta
itu adalah sebuah persahabatan yang sangat mahal. Dari awal, harta karun yang
kalian pikirkan berlian ataupun emas itu tidak ada. Sebenarnya, saya hanya
ingin menguji sejauh mana persahabatan yang telah kalian bangun dari kecil. Semoga
perkiraan saya tidak salah. Setelah ini, kalian kembalilah pulang. Maaf telah membuat susah kalian,” isi surat
tersebut.
Tak terasa, air mata Tono mengalir. Nasi telah menjadi
bubur. Sahabat-sahabat yang ia miliki
kini telah tiada hanya karena keserakahan semata. Kini, harta yang sangat
berharga telah pergi. Yang tinggal hanyalah penyesalan yang mendalam.