Pagi yang cerah dan indah di hiasi langit biru bersih hari ini. Pagi yang terlalu sayang untuk dilewatkan hanya dengan tidur apalagi pertengkaran dari sebuah rumah kecil di ujung desa.
"Kamu jangan melawan dengan orang tua! Mau kuliah dimana kamu? Arsitek? Kerjaan apa itu? Jangan banyak bicara, kamu hanya akan ke sawah membantu ayah. Lebih bermanfaat! Lagian biaya darimana kamu kuliah hah?" bertubi-tubi ayah menyerangku dengan pertanyaan-pertanyaan menusuk itu.
Aku hanya segera kembali ke kamar mengambil tas yang telah kupersiapkan semalam. Tak ada lagi yang bisa kupertahankan dirumah ini. Aku harus pergi untuk menggapai semua kesuksesanku dan terbang menggapai semua cita-cita ini.
"Anto!" ayah melihatku dengan penuh kecaman ketika aku hampir keluar rumah.
Aku hanya terus berjalan dan berjanji akan balik kerumah ini jika kesuksesan benar-benar telah kuraih.
***
Bertahun-tahun aku meninggalkan rumah dan ayahku sendirian. Kini, kesuksesan benar-benar telah digenggamanku. Meski begitu lama aku harus menggapainya. Sepuluh tahun sudah aku tak kembali dan mendengar kabar tentang ayahku. Mungkin aku sedikit durhaka, tapi ini semua demi ayahku dan nama keluargaku yang sedari dulu selalu dilecehkan.
Lihatlah rumahku kini. Kusam tak terawat. Di terasnya duduk seorang orang tua yang tak lain adalah ayahku. Begitu tuanya ia. Garis-garis keras kehidupan benar-benar terlukis diwajahnya. Begitu banyak dosaku kepadanya. Tapi aku berhasil, berhasil menggapai impianku yang dulu ia larang. Kini, ia tersenyum melihat kepulanganku
#FF2IN1
#IBelieveICanFly